Kamis, 02 Oktober 2014



PELAJARAN HIDUP DARI SISTEM TATA SURYA KITA
Saya pernah bertanya pada seorang guru bijak, bagaimana rumusnya kita bisa menjaga hubungan baik dengan orang lain ?
Karena selama ini sy melihat banyak sekali orang yang awalnya akrab dan sangat dekat sekali tapi tiba2 mereka tidak lagi saling bertegur sapa. Jadi harus bagaimana dan seberapa dekat kita menjaga hubungan dengan orang lain?
Dengan bijak Sang guru bertutur; "Belajarlah dari Tata Surya kita dan Belajarlah dari Bumi kita ?"
Wah saya jadi bingung di beri jawaban seperti ini, "apa maksudnya guru ?"
Lalu dengan lembut beliau bertutur,
"Bumi adalah sebuah planet yang paling indah, paling subur, paling nyaman untuk di tinggali oleh mahluk hidup. mengapa ? Karena bumi berhasil menjaga jarak yang tepat dan pas dengan Matahari. Tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh."
"Lihatlah Venus betapapun indahnya di lihat tapi tidak bisa di tinggali oleh mahluk hidup karena terlalu dekat dengan Matahari. Begitu juga Jupiter dan Saturnus, betapapun cantiknya planet tersebut namun tetap saja tidak bisa di tinggali oleh mahluk hidup karena terlalu jauh dari Matahari."
"Jadi jagalah jarak yang pas dengan setiap orang agar bisa membangun hubungan yang nyaman dan harmonis dan indah, tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh, seperti Bumi menjaga jarak idealnya dengan Matahari."

DARI KOMUNITAS AYAH EDY


= Renungan untuk Suami dan Istri =

Tentang seseorang yg menjadi pilihan hidup kita: “Orang selalu berkata ada bekas Istri atau bekas Suami, tapi tdk ada bekas anak dan bekas orang tua.” Mungkin cerita bijak berikut ini dpt merubah pandangan tsb & mmbuat seseorang ingin memiliki suami atau istrinya sampai akhir hayat dan mikir 1000kali untuk menyakiti hatinya dan menduakan cintanya dengan yang lain.
Seorang dosen mengadakan permainan kecil kepada mahasiswanya yg sudah berkeluarga & meminta 1 orang maju ke papan tulis.
Dosen : “Tulis 10 nama yg paling dekat dgn anda.”
Lalu mahasiswa tsb menulis 10 nama. Ada nama Tetangga,Orang tua,Teman kerja,Istri,Anaknya dsb.
Dosen : “sekarang silahkan pilih 7 diantaranya yang sekiranya anda ingin hidup terus bersamanya”.
Lalu mahasiswa itu mencoret 3 nama.
Dosen : “coret 2 nama lagi”, dan tinggallah 5 nama.
Dosen : “coret lagi 2 nama”, maka tersisalah 3 nama yaitu : Orang tua,Istri & Anaknya.
Suasana kelas hening. Mereka mengira smua sudah selesai & tak ada lagi yg harus dipilih.
Tiba-tiba Dosen berkata :”silahkan coret 1 nama lagi !”, mahasiswa itu pun prlahan mngambil pilihan yg amat sulit lalu mencoret nama orang tuanya secara perlahan.
Dosen :”silahkan coret 1 nama lagi !”. Hati sang mahasiswa menjadi bingung. Kemudian mengangkat kapur & lambat laun mencoret nama anaknya dan mahasiswa itupun menangis.
setelah suasana tenang sang Dosen bertanya pada Mahasiswa itu. “Kau tidak memilih Orang tua yg membesarkanmu ? tidak juga memilih Anak yang berasal dari darah dagingmu? sedang Istri itu bisa dicari lagi.”
Smua orang di dalam kelas terpana mnunggu jwaban dari Mahasiswa itu.
Lalu sang Mahasiswa itu berkata, “Seiring waktu berlalu, Orang tua saya akan pergi & meninggalkan saya, sedang Anak jika sudah dewasa menikah lalu pergi meninggalkan saya juga. Sedangkan yg benar-benar menemani saya dalam hidup ini hanyalah ISTRI saya. Orang tua & anak bukan saya yg memilih, tapi Tuhan yang menganugerahkan, sedang ISTRI, sayalah yg memilih dan dengan izinNya. istri adalah bagian dari diriku, karena dia adalah tulang rusukku…..
* Bukan berarti anak dan orang tua adalah tidak penting tapi untuk merubah pandangan bahwasanya kita harus selalu menghargai pasangan, saling menyayangi, menerima apapun kelebihan dan kekurangan pasangan dan jangan rusak ikatan pernikahan hanya karena tergoda oleh orang ketiga dan menuruti hawa nafsu duniawi saja. Suami/istrimu adalah pilhanmu, ayah dan ibu dari anak-anakmu.


ANTARA UANG BELANJA DAN UANG NAFKAH-

Awalnya saya sulit untuk membedakan makna kata membelanjai istri dan menafkahi istri, karena bagi saya kedua kata itu sama maknanya, hanya beda pilihan kata dan keluasan maknanya saja. Bagi saya, membelanjai istri dan menafkahi istri sama-sama bermakna memberikan sejumlah uang kepada istri untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga secara periodik, sedangkan yang sedikit membedakan bahwa menafkahi itu tidak harus uang tetapi bisa bersifat non materi. Artinya jika kita telah memberikan uang belanja kepada istri kita berarti kita telah memberikan nafkah lahir (materi), itu pemahaman awal saya, mungkin juga pemahaman hampir seluruh para suami
.
Tetapi, saya mulai bisa membedakan antara uang belanja dan uang nafkah saat saya melihat anggaran belanja rumah tangga seorang teman. Dari sekian item anggaran yang yang diberikan ke saya, ada satu item anggaran yang menarik bagi saya. Menarik karena hanya item itu yang satu-satunya berbeda dengan item-item dalam anggaran rumah tangga saya dan anggaran rumah tangga pada umumnya, yaitu item "nafkah istri". Apa bedanya pikir saya saat itu, ternyata menurut temen saya bahwa nafkah istri berarti suami memberikan sebagian hartanya kepada istri untuk dikelola dan digunakan untuk kepentingan pribadi istrinya, sedangkan belanja istri adalah memberikan harta (uang) untuk kebutuhan hidup suami, istri, anak-anak, dan anggota keluarga lainnya.
Saya mencoba untuk memahami apa yang disampaikan temen saya itu. Akhirnya saya temukan kunci jawaban untuk membedakan antara uang belanja dan uang nafkah, yaitu kemulian wanita. Antara uang belanja dan uang nafkah muncul dua kewajiban berbeda yang harus dilaksanakan seorang suami. Uang belanja adalah kewajiban suami sebagai kepala keluarga untuk mencukupi kebutuhan hidup istri dan anak-anaknya dengan layak, sedangkan uang nafkah adalah kewajiban suami sebagai seorang lelaki yang qowam untuk menjaga kemualian seorang wanita yang menjadi istrinya.
Dalam uang nafkah itu terkandung kemulian wanita dari seorang istri. Uang nafkah menjadikan istri bukan seorang "pengemis" dihadapan suaminya jika istri ingin memenuhi hajat pribadinya. Uang nafkah adalah hak yang harus diterima seorang istri, dan istri memiliki hak penuh untuk mengelola dan menggunakan untuk kepentingan pribadinya. Sehingga istri bisa memenuhi kebutuhan pribadinya dengan tetap terjaga kemulian dan kehormatannya tanpa harus "mengemis" dihadapan suami atau harus bekerja keras di luar rumah.
Jadi menurut saya, jika suami hanya memberikan uang belanja bulanan saja maka kewajibannya sebagai suami belum lengkap bahkan cenderung tidak menghargai istrinya, karena memberi uang belanja tanpa uang nafkah seakan menjadikan istri sebagai pembantu rumah tangga kita saja. Oleh karena itu meskipun istri kita bekerja, uang belanja dan uang nafkah tetap harus kita berikan kepada istri kita walaupun sedikit, karena keduanya merupakan hak istri dan kewajiban bagi suami. Jika sekarang para suami hanya masih memberikan uang belanja saja maka harus dilengkapi kewajibannya sebagai seorang suami yang qowam dengan memberikan uang nafkah walaupun sedikit dan meskipun istri kita bekerja. Karena dalam uang nafkah itu ada kemulian seorang wanita yang menjadi istri kita, dan ada ke-qowaman kita sebagai seorang suami dan laki-laki.


TRADISI MENGOTORI UDARA YANG DI LAKUKAN TERUS DARI GENERASI KE GENERASI TANPA ADA YANG BERUSAHA MEMUTUS MATA RANTAINYA

(Silahkan di share jika artikel ini di rasa bermanfaat bagi kita semua)
Suatu ketika kami sedang berjalan-jalan pagi, dengan maksud olah raga sekaligus mencari udara segar.
Rute yang kami pilih mulai dari menyusuri komplek perumahan hingga ke perkampungan di sekitarnya.
Ah tapi sayangnya harapan kami pupus sudah untuk bisa mendapatkan udara segar di pagi hari, hampir setiap kampung kami temui orang sedang sibuk membakar sampah di sejuknya udara pagi. Al hasil bukannya kami tambah sehat tapi malah batuk-batuk. Terlebih dari sampah yang di bakar juga ada unsur yang berasal dari plastik atau karet.
Dalam Batin sy merenung, sebenarnya betapa indahnya Tuhan menciptakan bumi ini yang di penuhi oleh pohon-pohonan yang setiap pagi menghasilkan udara segar. Tapi betapa sayangnya kita tanpa sadar telah merusak udara pagi yang segar itu dengan asap-asap sampah yang kita bakar.
Bayangkan betapa murninya udara ciptaan Tuhan di pagi hari, sy coba membandingkan seandainya kita harus membeli mesin pemurni udara berapa uang harus kita keluarkan, sedangkan mesin pemurni udara untuk ukuran ruangan 32m2 saja harganya bisa mencapai 4 juta lebih. Dan itupun hasilnya tidak bisa mengalahkan segarnya udara yang di keluarkan dari pohon-pohon alami yang tumbuh di sekitar kita.
Betapa kita telah menyia-nyiakan udara bersih yang di berikan Tuhan pada kita, dan telah meracuni diri sendiri juga masyarakat di sekitar tempat kita membakar sampah.
Saya jadi ingat sebuah percakapan dengan seorang teman dari Jepang, saat habis meninjau pusat pembuangan sampah bantargebang, Bekasi.
Beliau bertanya, kenapa masyarakat disini suku membakar sampah, padahal sampah itukan sangat bermanfaat untuk menjadi bahan dasar produksi untuk menciptakan produk yang berguna, sementara jika di bakar selain meracuni udara juga tidak ada manfaatnya sama sekali bagi kehidupan.
Kami di Jepang selalu memilah2 sisa sampah masyarakat, yang plastik kami jadikan produk daur ulang plastik, yang makanan akan kami jadikan bahan dasar pupuk organik, yang beracun kami netralisir dan tidak langsung di buang ke bumi dan tentu saja ini akan membuat lingkungan kita dan udara kita jadi bersih.
Lama saya termenung memikirkan penjelasan beliau.
Mungkin ini sudah menjadi tradisi turun-temurun masyarakat kita ya... dan bahkan dulu waktu kecil sy juga di doktrin bahwa untuk mengusir nyamuk kita perlu bakar-bakar sampah, meskipun hasilnya bukannya nyamuk yang pingsan tapi kita semua yang hampir pingsan.
Kemungkinan yang kedua adalah karena di sekolah tidak pernah di ajarkan bagaimana mengelola sampah menjadi produk daur ulang, sehingga anak-anak kita tidak ada yang tahu bagaimana mengelola sampah semestinya, akhirnya mereka mewarisi tradisi orang tuanya masing-masing untuk membakar sampah yang ada di sekitar rumahnya. Kurikulum kita terlalu banyak memaksa anak belajar yang rumit-rumit dan bikin stress tapi lupa mengajarkan hal-hal sederhana yang penting dan sangat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat dan dirinya sendiri.
Kemungkinan yang ketiga adalah karena PEMERINTAH juga diam saja tidak melakukan tindakan pencegahan, serta proses pendidikan masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan udara kebersihan lingkungan semisal dengan mengeluarkan peraturan dilarang membakar sampah, dan menyediakan sarana pengelolaan di tiap daerah masing-masing.
Sy berpikir lagi dalam batin sambil berdoa, ya Tuhan suatu saat sekolah saya yg sy cita-citakan sebagai project 2 secara nasional ini jadi saya pastikan bahwa anak-anak akan di ajarkan cara mengelola sampah dan bagaimana bisa hidup serasi dengan alam dan mencintai bumi yang mereka tinggali. Agar mereka tidak terus menerus mewarisi sebuah tradisi yang salah dan berbahaya dari generasi ke geneari berikutnya.
Mari kita cintai bumi ini, Bumi kita semua, rumah bersama umat manusia.
Mohon doanya sekolah ini bisa benar-benar terwujud tahun 2015 mendatang.

DARI KOMUNITAS AYAH EDY


SILAHKAN DI SHARE KE SEBANYAK-BANYAKNYA ORANG DAN KERABAT KITA JIKA INI DIRASA BERGUNA DAN BERMANFAAT

"Tidak perlu menguasai banyak BIDANG mata pelajaran untuk menjadi orang hebat dan sukses. Cukup satu Bidang saja tapi jadilah yang TERBAIK di bidang tersebut."
Namun ingatlah selalu yang paling penting dari segalanya, pondasinya adalah Etika Perilaku Moral dan Akhlak yang baik. Jika kita memiliki keduanya, maka kelak semua orang akan mencari dan membutuhkan kita.
"Janganlah kita mendidik anak kita untuk mencari uang tapi didiklah ia agar uang mencari dirinya."
Mendidik anak untuk mencari uang sebanyak-banyaknya hanya akan berdampak melahirkan para koruptor2 baru di berbagai sektor, tapi jika mendidik anak agar uang mencari dirinya maka ia akan bisa memilih mana rezeki yang halal dan mana rezeki yang haram yang dengan mudah di tolaknya.
Kita bisa melihat banyak contoh orang yang begitu sukses hidupnya tanpa harus terlibat kasus-kasus korupsi karena ia memilih hidup untuk menekuni profesi tercinta dan uang bukan tujuan utamanya, hingga pada akhirnya ia menjadi orang yang paling ahli di bidangnya dan ia pun akhirnya dicari oleh uang (Becoming a Money Magnet Person)
Namun kita juga banyak melihat banyak contoh orang yang begitu sukses namun tak lama kemudian di jerat oleh KPK karena terlibat kasus-kasus UANG HARAM. Karena fokus hidupnya adalah untuk mencari uang, tak peduli dari mana sumber uang itu berasal dan tak peduli bagaimana cara mendapatkannya.
Dan ternyata ciri-ciri orang-orang yang menjadi Money Magnet adalah orang-orang yang PALING HEBAT DI 1 BIDANG YANG DICINTAINYA dan Berkarakter baik serta bisa dipercaya (Amanah).
Mari kita renungkan bersama.
Dipetik dari intisari buku MENEMUKAN POTENSI UNGGUL ANAK SEJAK DINI

DARI KOMUNITAS AYAH EDY


KAKAK BERADIK SELALU BERTENGKAR BEREBUT MAINAN APAKAH WAJAR ?

Suatu hari saya ditanya orang tua yang mengatakan anaknya sering bertengkar karena berebut mainan.
Lalu saya tanya apakah ibu sering membelikan mainan yang sama untuk masing-masing anak..? iya jawabnya.
Lalu apa yang ibu lakukan bila anak ibu tengah betengkar. Ya biasanya dua-duanya saya marahi, atau terkadang saya minta kakaknya mengalah pada adiknya.
Apakah ibu berhasil...? untuk saat itu kelihatanya berhasil, mereka berhenti bertengkar, cuma ya itu yang bikin pusing, kejadiannya berulang-ulang lagi.
Nah, kalau begitu mulai sekarang jangan pernah lagi membelikan mainan untuk masing-masing anak. cukup belikan 1 saja, berikan secara bergantian kadang untuk kakaknya dan gantian untuk adiknya.
Wah Nanti mereka bisa bertengkar hebat....? kata si ibu.
Gak papa, bertengkar itu adalah sebuah proses pembelajaran yang baik bagi anak. Itu artinya anak kita belum mengenal konsep hak milik, dia juga belum tahu konsep bahwa sipemilik mempunyai hak lebih, selain itu juga menunjukkan anak kita belum tahu konsep meminjam dan meminjamkan, bermain bergantian/menunggu giliran atau bermain bersama-sama.
Oleh karena itu kita harus segera mengajarkannya; jika tidak maka nanti dia tidak akan pernah mengerti tentang konsep hak milik, lihatlah betapa banyak kita dengar di media orang dewasa yang merebut/menyerobot hak milik orang lain, itu pasti dulu waktu kecil tidak sempat di ajarkan konsep ini oleh orang tua atau guru di sekolahnya.
Nah nanti jika ibu beli mainan jelaskan pada mereka, ibu membelikan mainan ini untuk siapa misalnya untuk kakaknya dan ini hak milik siapa, misalnya hak milik kakaknya. Jika si adik berusaha merebutnya maka jelaskan dan larang adiknya merebut, jika si adik marah dan menangis jelaskan aturannya dan biarkan ia menumpahkan tangisannya hingga berhenti sendiri, jangan hiraukan, sebelum berhenti sendiri, begitu juga sebaliknya lain waktu bergantian ibu lakukan pada kakaknya.
Setelah mereka mamahami konsep hak milik, maka ajarkan pada mereka untuk mengucapkan “boleh pinjam ya” jika ia ingin meminjam mainan, dan jelaskan agar pihak satunya lagi mau meminjamkannya. Jika masing-masing pihak belum mau melakukannya, jangan paksakan, tunggu sampai mereka mau. Lama kelamaan mereka akan mau, karena masing-masing punya mainan yang berbeda dan ingin saling bertukar.
Setelah itu pelan-pelan ajari mereka untuk bermain bergantian; apa bila ingin bermain dengan alat yang sama, misalnya komputer. aturlah waktu pemakaian dengan alarm waktu hingga mereka paham. Jadi tidak harus ibu membeli 2 komputer untuk 2 anak. Dan yang terakhir mereka akan dengan sendirinya terlatih untuk mulai bisa bermain bersama.
Kuncinya adalah tegakkan aturan secara tegas dan konsisten. Nanti ibu akan perhatikan hasilnya, Frekwensi pertengakaran merekapun dari hari kehari akan semakin jarang, karena mereka telah memahami konsep salaing meminjami dan bermain bersama.
Awalnya memang sulit tapi perlahan dan pasti anak kita akan berubah sabar, tegas, jelas dan konsisten adalah kata kunci keberhasilan parenting.
KAKAK BERADIK SELALU BERTENGKAR BEREBUT MAINAN APAKAH WAJAR ?

Suatu hari saya ditanya orang tua yang mengatakan anaknya sering bertengkar karena berebut mainan.
Lalu saya tanya apakah ibu sering membelikan mainan yang sama untuk masing-masing anak..? iya jawabnya.
Lalu apa yang ibu lakukan bila anak ibu tengah betengkar. Ya biasanya dua-duanya saya marahi, atau terkadang saya minta kakaknya mengalah pada adiknya.
Apakah ibu berhasil...? untuk saat itu kelihatanya berhasil, mereka berhenti bertengkar, cuma ya itu yang bikin pusing, kejadiannya berulang-ulang lagi.
Nah, kalau begitu mulai sekarang jangan pernah lagi membelikan mainan untuk masing-masing anak. cukup belikan 1 saja, berikan secara bergantian kadang untuk kakaknya dan gantian untuk adiknya.
Wah Nanti mereka bisa bertengkar hebat....? kata si ibu.
Gak papa, bertengkar itu adalah sebuah proses pembelajaran yang baik bagi anak. Itu artinya anak kita belum mengenal konsep hak milik, dia juga belum tahu konsep bahwa sipemilik mempunyai hak lebih, selain itu juga menunjukkan anak kita belum tahu konsep meminjam dan meminjamkan, bermain bergantian/menunggu giliran atau bermain bersama-sama.
Oleh karena itu kita harus segera mengajarkannya; jika tidak maka nanti dia tidak akan pernah mengerti tentang konsep hak milik, lihatlah betapa banyak kita dengar di media orang dewasa yang merebut/menyerobot hak milik orang lain, itu pasti dulu waktu kecil tidak sempat di ajarkan konsep ini oleh orang tua atau guru di sekolahnya.
Nah nanti jika ibu beli mainan jelaskan pada mereka, ibu membelikan mainan ini untuk siapa misalnya untuk kakaknya dan ini hak milik siapa, misalnya hak milik kakaknya. Jika si adik berusaha merebutnya maka jelaskan dan larang adiknya merebut, jika si adik marah dan menangis jelaskan aturannya dan biarkan ia menumpahkan tangisannya hingga berhenti sendiri, jangan hiraukan, sebelum berhenti sendiri, begitu juga sebaliknya lain waktu bergantian ibu lakukan pada kakaknya.
Setelah mereka mamahami konsep hak milik, maka ajarkan pada mereka untuk mengucapkan “boleh pinjam ya” jika ia ingin meminjam mainan, dan jelaskan agar pihak satunya lagi mau meminjamkannya. Jika masing-masing pihak belum mau melakukannya, jangan paksakan, tunggu sampai mereka mau. Lama kelamaan mereka akan mau, karena masing-masing punya mainan yang berbeda dan ingin saling bertukar.
Setelah itu pelan-pelan ajari mereka untuk bermain bergantian; apa bila ingin bermain dengan alat yang sama, misalnya komputer. aturlah waktu pemakaian dengan alarm waktu hingga mereka paham. Jadi tidak harus ibu membeli 2 komputer untuk 2 anak. Dan yang terakhir mereka akan dengan sendirinya terlatih untuk mulai bisa bermain bersama.
Kuncinya adalah tegakkan aturan secara tegas dan konsisten. Nanti ibu akan perhatikan hasilnya, Frekwensi pertengakaran merekapun dari hari kehari akan semakin jarang, karena mereka telah memahami konsep salaing meminjami dan bermain bersama.
Awalnya memang sulit tapi perlahan dan pasti anak kita akan berubah sabar, tegas, jelas dan konsisten adalah kata kunci keberhasilan parenting.

KAKAK BERADIK SELALU BERTENGKAR BEREBUT MAINAN APAKAH WAJAR ?
Suatu hari saya ditanya orang tua yang mengatakan anaknya sering bertengkar karena berebut mainan.
Lalu saya tanya apakah ibu sering membelikan mainan yang sama untuk masing-masing anak..? iya jawabnya.
Lalu apa yang ibu lakukan bila anak ibu tengah betengkar. Ya biasanya dua-duanya saya marahi, atau terkadang saya minta kakaknya mengalah pada adiknya.
Apakah ibu berhasil...? untuk saat itu kelihatanya berhasil, mereka berhenti bertengkar, cuma ya itu yang bikin pusing, kejadiannya berulang-ulang lagi.
Nah, kalau begitu mulai sekarang jangan pernah lagi membelikan mainan untuk masing-masing anak. cukup belikan 1 saja, berikan secara bergantian kadang untuk kakaknya dan gantian untuk adiknya.
Wah Nanti mereka bisa bertengkar hebat....? kata si ibu.
Gak papa, bertengkar itu adalah sebuah proses pembelajaran yang baik bagi anak. Itu artinya anak kita belum mengenal konsep hak milik, dia juga belum tahu konsep bahwa sipemilik mempunyai hak lebih, selain itu juga menunjukkan anak kita belum tahu konsep meminjam dan meminjamkan, bermain bergantian/menunggu giliran atau bermain bersama-sama.
Oleh karena itu kita harus segera mengajarkannya; jika tidak maka nanti dia tidak akan pernah mengerti tentang konsep hak milik, lihatlah betapa banyak kita dengar di media orang dewasa yang merebut/menyerobot hak milik orang lain, itu pasti dulu waktu kecil tidak sempat di ajarkan konsep ini oleh orang tua atau guru di sekolahnya.
Nah nanti jika ibu beli mainan jelaskan pada mereka, ibu membelikan mainan ini untuk siapa misalnya untuk kakaknya dan ini hak milik siapa, misalnya hak milik kakaknya. Jika si adik berusaha merebutnya maka jelaskan dan larang adiknya merebut, jika si adik marah dan menangis jelaskan aturannya dan biarkan ia menumpahkan tangisannya hingga berhenti sendiri, jangan hiraukan, sebelum berhenti sendiri, begitu juga sebaliknya lain waktu bergantian ibu lakukan pada kakaknya.
Setelah mereka mamahami konsep hak milik, maka ajarkan pada mereka untuk mengucapkan “boleh pinjam ya” jika ia ingin meminjam mainan, dan jelaskan agar pihak satunya lagi mau meminjamkannya. Jika masing-masing pihak belum mau melakukannya, jangan paksakan, tunggu sampai mereka mau. Lama kelamaan mereka akan mau, karena masing-masing punya mainan yang berbeda dan ingin saling bertukar.
Setelah itu pelan-pelan ajari mereka untuk bermain bergantian; apa bila ingin bermain dengan alat yang sama, misalnya komputer. aturlah waktu pemakaian dengan alarm waktu hingga mereka paham. Jadi tidak harus ibu membeli 2 komputer untuk 2 anak. Dan yang terakhir mereka akan dengan sendirinya terlatih untuk mulai bisa bermain bersama.
Kuncinya adalah tegakkan aturan secara tegas dan konsisten. Nanti ibu akan perhatikan hasilnya, Frekwensi pertengakaran merekapun dari hari kehari akan semakin jarang, karena mereka telah memahami konsep salaing meminjami dan bermain bersama.
Awalnya memang sulit tapi perlahan dan pasti anak kita akan berubah sabar, tegas, jelas dan konsisten adalah kata kunci keberhasilan parenting.

DARI KOMUNITAS AYAH EDY
MENGAPA BANGSA ASIA KALAH KREATIF ???

Prof. Ng Aik Kwang dari University of Queensland, dalam bukunya "Why Asians Are Less Creative Than Westerners" (2001) yang dianggap kontroversial tapi ternyata menjadi "best seller". (www.idearesort.com/trainers/T01.p) mengemukakan beberapa hal ttg bangsa-bangsa Asia yang telah membuka mata dan pikiran banyak orang:

1. Bagi kebanyakan org Asia, dlm budaya mereka, ukuran sukses dalam hidup adalah banyaknya materi yang dimiliki (rumah, mobil, uang dan harta lain). Passion (rasa cinta thdp sesuatu) kurang dihargai. Akibatnya, bidang kreatifitas kalah populer oleh profesi dokter, lawyer, dan sejenisnya yang dianggap bisa lebih cepat menjadikan seorang utk memiliki kekayaan banyak.
2. Bagi org Asia, banyaknya kekayaan yg dimiliki lbh dihargai drpd CARA
memperoleh kekayaan tersebut. Tidak heran bila lebih banyak orang menyukai ceritera, novel, sinetron atau film yang bertema orang miskin jadi kaya mendadak karena beruntung menemukan harta karun, atau dijadikan istri oleh pangeran dan sejenis itu. Tidak heran pula bila perilaku koruptif pun ditolerir/ diterima sbg sesuatu yg wajar.
3. Bagi org Asia, pendidikan identik dengan hafalan berbasis "kunci jawaban" bukan pada pengertian. Ujian Nasional, tes masuk PT dll semua berbasis hafalan. Sampai tingkat sarjana, mahasiswa diharuskan hafal rumus2 Imu pastidan ilmu hitung lainnya bukan diarahkan utk memahami kapan dan bagaimana menggunakan rumus rumus tersebut.
4. Karena berbasis hafalan, murid2 di sekolah di Asia dijejali sebanyak mungkin pelajaran. Mereka dididik menjadi "Jack of all trades, but master of
none" (tahu sedikit sedikit ttg banyak hal tapi tidak menguasai apapun).
5. Karena berbasis hafalan, banyak pelajar Asia bisa jadi juara dlm
Olympiade Fisika, dan Matematika. Tapi hampir tidak pernah ada org Asia yang menang Nobel atau hadiah internasional lainnya yg berbasis inovasi dan kreativitas.
6. Orang Asia takut salah (KIASI) dan takut kalah (KIASU). Akibat- nya sifat eksploratif sbg upaya memenuhi rasa penasaran dan keberanian untuk mengambil resiko kurang dihargai.
7. Bagi keanyakan bangsa Asia, bertanya artinya bodoh, makanya rasa penasaran tidak mendapat tempat dalam proses pendidikan di sekolah
8. Karena takut salah dan takut dianggap bodoh, di sekolah atau dalam seminar atau workshop, peserta jarang mau bertanya tetapi stlh sesi berakhir peserta mengerumuni guru / narasumber utk minta penjelasan tambahan.
Dlm bukunya Prof.Ng Aik Kwang menawarkan bbrp solusi sbb:
1. Hargai proses. Hargailah org krn pengabdiannya bukan karena kekayaannya. Percuma bangga naik haji atau membangun mesjid atau pesantren tapi duitnya dari hasil korupsi
2. Hentikan pendidikan berbasis kunci jawaban. Biarkan murid memahami bidang yang paling disukainya
3. Jangan jejali murid dgn banyak hafalan, apalagi matematika. Untuk apa diciptakan kalkulator kalau jawaban utk X x Y harus dihapalkan? Biarkan murid memilih sedikit mata pelajaran tapi benar2 dikuasainya
4. Biarkan anak memilih profesi berdasarkan PASSION (rasa cinta) nya pada bidang itu, bukan memaksanya mengambil jurusan atau profesi tertentu yg lebih cepat menghasilkan uang
5. Dasar kreativitas adlh rasa penasaran berani ambil resiko. AYO BERTANYA!
6. Guru adlh fasilitator, bukan dewa yang harus tahu segalanya. Mari akui dgn bangga kl KT TDK TAU!
7. Passion manusia adalah anugerah Tuhan..sebagai orang tua kita
bertanggung-jawab untuk mengarahkan anak kita untuk menemukan passionnya dan mensupportnya.
Mudah2an dengan begitu, kita bisa memiliki anak-anak dan cucu yang kreatif, inovatif tapi juga memiliki integritas dan idealisme tinggi tanpa korupsi

DARI KOMUNITAS AYAH EDY